Saya tergelak ketika membaca komen pada entri sebelum ini yang menghidangkan 'ayat-ayat sepi' Khalil Gibran. Ceramahnya berjela panjang. Tak mengapa. Terima kasih kerana ada ilmu di situ. Saya sangat menghargainya.
Tapi...Oh! Saya tidak sepi. Tidak akan sepi biarpun beribu manusia di sisi saya meninggalkan saya. Saya punya Tuhan. Ini yang saya belajar daripada pengalaman-pengalamann sepi yang lalu.
Ya, saya pernah berasa sepi. Dan sungguh, saya percaya setiap insan di dunia ini pernah berasa sepi. Tapi sebagai seorang hamba Allah, kita harus tahu untuk menguruskan sepi itu dan sepi itu tak akan jadi terlalu lama buat kita. Bukankah setiap perkara di dunia ini tidak akan pernah kekal? Yang jelas kekal hanya Allah Azza wajalla.
Kita sentiasa disogokkan dengan kalimat 'yang indah itu hanya sementara' sehingga kita lupa bahawa sepi itu juga bersifat sementara. Maka, untuk apakah dirintih kesepian dan kesendirian itu? Yang pergi biarkan pergi. Yang tak peduli biarkan mereka tidak peduli. Walaupun hidup ini merupakan simbiosis, bergantung sesama kita, harus difahami tidak selamanya kebergantungan itu diperlukan. Kadangkala kita harus BERDIri atas KAki sendiRI.
Sendiriankah saya???
Jawapannya TIDAK KERANA SAYA PUNYA TUHAN YANG SENTIASA ADA DI SISI SAYA DAN MEMBERIKAN SAYA SEGALANYA.
Tanggungjawab saya adalah membalas cinta-Nya.
2.10.2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
5 Bicara Balas.:
sayidah mu'izzah...
"bisikku pada bulan
kembalikan temanku, kekasihku, syurgaku
tanpa dia
malam menemani aku
sepi memelukku
bulan jangan biar siang
biar alam ini kelam
biar ia sepi sepertiku..."
heheh... dalam sepi ada juga indahnya... sebab dengan sepi itu, kita semakin dekat kepadaNya...
HANYA KEPADA-MU AKU MENGADU
Assalamu’alaikum wr. wb.
Mas Fulan – sebagai seorang hamba Allah – mengadukan situasi yang sedang dihadapinya saat ini kepada Tuhannya Yang Maha Mengetahui lagi Maha Penyayang:
Ya Allah…,
Saat ini aku benar-benar merasakan...,
Betapa masalah demi masalah datang silih berganti...
Saat ini aku juga benar-benar merasakan...,
Betapa kesulitan demi kesulitan seolah datang tiada henti...
Saat ini aku juga benar-benar merasakan...,
Betapa tantangan hidup dari hari ke hari terasa kian mendaki...
Ya Allah…,
Hal itu semua masih ditambah dengan kondisi tempat kerjaku yang sangat jauh dari anganku...
Juga masih ditambah dengan kondisi negeriku yang carut-marut...,
Dimana kemaksiatan sudah merajalela...
Dimana kejujuran sudah menjadi barang yang langka...
Dimana kecurangan sudah membudaya...
Dimana kecintaan pada dunia sudah menjadi tujuan utama...
Dimana kemungkaran sudah ada dimana-mana...
Dimana ..., Dimana ... dst.,
Rasanya aku sudah kehabisan kata-kata untuk sekedar melukiskannya dalam tulisan ini. Sungguh, suatu keadaan yang tidak pernah terlintas dalam pikiranku sebelumnya.
Ya Allah…,
Jika situasinya benar-benar sulit seperti ini...,
Sungguh aku tidak bisa membayangkan...,
Bagaimana rahmat-Mu dapat menyelimuti negeri ini...?
Ya Allah…,
Seandainya tanpa-Mu...,
Rasanya aku sudah tidak sanggup lagi ’tuk menghadapinya...
Ya Allah…,
Seandainya tanpa-Mu...,
Rasanya aku sudah tidak sanggup lagi ’tuk menjalaninya...
Ya Allah…,
Seandainya tanpa-Mu…,
Rasanya aku sudah tidak tahu lagi...,
Apakah aku masih bisa bertahan hingga hari ini...
Ya Allah…,
Sesungguhnya, hanyalah kepada Engkau…,
Aku mengadukan kesusahanku ini…
Ya Allah…,
Sesungguhnya, hanyalah kepada Engkau…,
Aku mengadukan kesedihanku ini…
Karena sesungguhnya telah Engkau beritakan kepadaku tentang kisah Nabi Ya`qub dalam Al Qur’an surat Yusuf ayat 86 berikut ini: Ya`qub menjawab: "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya." (QS. Yusuf. 86). {Tulisan ini diambilkan dari: www.imronkuswandi.blogspot.com Maaf, jika kurang berkenan}.
NB.
Mas Fulan pada kisah di atas hanyalah nama fiktif belaka. Mohon maaf jika secara kebetulan ada kemiripan / kesamaan nama!
aku mahu bingar
aku mahu di pasar.
=D
ILHAM- Sepi itu sementara.
IMRAN- Cinta harus dipasak kukuh pada kecintaan Tuhan. Maka hati akan jadi seteguh karang malah mungkin lebih teguh.
ODE- Hailah! sudah pun bingar, mahu pula ke pasar. carilah tempat yang sepi...heheh
SENDIRIAN
Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku…,
Sadarkah kita, bahwa ternyata kita...
● Terlahir sendirian...,
● Mati sendirian...,
● Di liang lahat sendirian...,
● Di padang mahsyar sendirian...,
● Dan dihisab sendirian...?
“Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri”. (QS. Maryam. 95).
“Dan jagalah dirimu dari (`azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa`at** dan tebusan daripadanya, dan tidaklah mereka akan ditolong”. (QS. Al Baqarah. 48). “Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri”, (QS. Al Qiyaamah. 14).
Saudaraku…,
Sudahkah kita menyadarinya dan mempersiapkan diri untuk menghadapinya? Semoga bermanfaat!
NB.
*) Meskipun pada hari itu kita dikumpulkan bersama dengan seluruh umat manusia (dan tidak ketinggalan seorangpun) sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Baqarah ayat 148 serta surat Huud ayat 103 berikut ini: ”...Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al Baqarah. 148). ”Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi)-nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk”). (QS. Huud. 103). Namun pada hakekatnya kita tetaplah sendirian (sendiri-sendiri), yaitu datang menghadap kepada Allah dengan sendiri-sendiri untuk mempertanggung-jawabkan semua perbuatan kita sendiri-sendiri sebagaimana penjelasan Al Qur’an surat Maryam ayat 95 tersebut di atas.
**) Yang dimaksud dengan syafa`at* ialah: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfa’at bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain.
{Tulisan ini diambilkan dari: www.imronkuswandi.blogspot.com Maaf, jika kurang berkenan}.
Post a Comment