WHEN you lose your religion, meaning that you're losing your head.
When you lose your head, better you die
and you will know how much the hell is missing you
Ini status saya di Facebook setelah memberikan komentar yang diminta oleh seorang bakal doktor yang sedang menuntut di Volgograd, Russia. Beliau yang senang saya bahasakan sebagai Doktor Faisal telah memautkan sebuah blog di dinding FB saya. Maka, usai segala tugasan wajib, saya pun menunaikan permintaan sahabat saya sejak sekolah rendah ini.
Blog tersebut milik seorang pelajar Melayu yang sedang menuntut dalam jurusan perubatan. Apabila disebut bidang perubatan, memang, kita dapat mengagak, seseorang dalam bidang tersebut merupakan manusia yang cerdik. Malang, saya tidak suka ke blognya. Ziarah kali pertama sahaja sudah cukup membuatkan saya sakit jiwa. Isinya memang liberal habis. Memang sekular. Paling bodoh, sanggup sahaja pemilik blog itu mempermainkan Tuhan. Dia menyamakan sifat manusia dengan sifat Tuhan.
Entri yang perlu diberikan komentar adalah NAMA PUN DAH TENUK
Saya jadi kecewa dengan pandangan pemuda Melayu ini. Liberal. Sekular. Sempit. Maka ini komentar saya:
As a Muslim we have our own pride. The prophet is our pride. So we should protect and defend it. The other matters stated in that post might be called non-pride issues to that group of people whereby, they kept silence,ignore,and no defence.
The blooger should understand that different people have different belief, do the different things, come from the different background.
The blogger may be look at this matter as 'what a shit to be considered?'. But, he need to understand and be an open-minded person that this world is too wide,there are so many people,and there are so many principes.
It sames to go with the issue of 11/9 whereby it emerges the misunderstanding that Islam is the religion of terrorism.Should we keep silence or should we try to clarify our true identity? I believe that most of Muslim will say we should have the locus standi (the rights to stand and speak for ourself) to clarify the truth.It is not the matter of bursting out the fury but it is the matter of defence.
Why the prophet just keep silent when people of Musyrikin started to torture him? It is because the prophet thought that he himself faced the agony and suffering by the act of kafirun not the religion of Islam. He still went to the war to protect and defend the religion of Islam. For a prophet, it is okay if he suffering and facing the torture on himself but there's no way for Islam to confront the jibe.
In a nutshell, silence is golden just for any relevant matters, defence is always relevant to our pride and our identity.
Sebelum ini, saya menulis entri tentang seseorang yang jumud dalam melihat agama Islam sebagai agama yang sempit. Kali ini, entri saya mengisahkan pula tentang seseorang yang liberal dan sekular yang menyangka bahawa pegangannya itu bagus dan luas. I will say; it is bullshit!
Orang-orang begini harus sedar, kami yang membaca, memerhati dan mengamati cuma mentertawakan anda lantaran sifat perasan bagus itu. Anda kelihatan seperti duduk di dalam satu hemisfera kaca. Luas cuma di dalam kaca itu tetapi tidak boleh menggapai ruang luar daripadanya. Lemas bukan? [Mode: Tertawa sinis]
KASIHAN: MANGSA FESYEN |
Ini satu lagi contoh kesempitan cara berfikir. Apa pula yang harus saya katakan tentang ini? Sakit hati. Memang terlalu sakit. Itu sahaja yang dapat dikatakan. Bauran rasa yang lain, tidak lepas.
Semoga yang jahil-jahil itu kembali menjadi cerdik dan luas pemikirannya.
2 Bicara Balas.:
=P hehe.. xsangka siap leh masuk blog lagi.. anyway, tq very much..
DR.Faisal; Hahaha...It's what we called sharing knowledge. My pleasure, Dr. =)
Post a Comment